Sabtu, 15 Juni 2013

Analisis Konflik Google VS China Beserta Penyebab dan Solusinya





Penyebab Konflik

China boleh saja berbangga karena jumlah penduduknya terbanyak di dunia, begitu juga dengan jumlah pengguna internetnya yang mencapai 360 juta user, dan juga menempati peringkat pertama pengguna internet terbanyak di dunia. Tidak heran situs pencari informasi terbesar Google begitu bernafsu melebarkan sayapnya ke Negeri Tirai Bambu tersebut.
Namun besarnya jumlah penggunana internet disana, tidak serta merta membuat Google mampu berjaya dengan mudah, pada kenyataannya konflik begitu banyak menyertai usaha Google untuk menjadi yang terbaik di sana. Masih hangat dalam ingatan bagaimana pemerintah China pernah memberikan applause kepada Google karena telah memblokir peredaran situs porno di China, dari situ banyak pihak yang memprediksi rasa terima kasih yang diberikan pemerintah China sebagai sinyal kerjasama yang baik diantara keduanya.
Akan tetapi tidak demikian rupanya, banyak pemberitaan dari media baru-baru ini menyoroti bagaimana Google menyatakan akan menarik diri dari China. Apa yang menyebabkan hal itu terjadi? Bisa dibilang ini adalah konflik antara dunia informasi dengan pemerintahan di negara tersebut, ketatnya peraturan sensor yang diterapkan membuat Google tidak leluasa untuk mengembangkan bisnisnya.
Rupanya segala kebijakan yang diterapkan disana justru membuat Google merasa bisnis mereka berjalan tidak sebagaimana mestinya. Sebagai situs yang terkenal karena menyediakan jasa dan layanan gratis, Google memang terkadang mendapat kecaman terkait dengan hak cipta, seperti yang terjadi pada tahun 2008 lalu dimana mereka terpaksa berurusan dengan para penerbit dan juga pemilik hak cipta bahkan mengeluarkan uang sejumlah US$ 125 juta sebagai bentuk pembayaran ganti rugi atas apa yang mereka lakukan.
Sistem penyedian jasa dan layanan gratis itu pula yang kini dirasa malah mengkhawatirkan  sejumlah perusahaan dan bisnis di China, ekspansi Google yang dijalankan dengan sistem free itu pada akhirnya membuat pemerintah China melakukan pembatasan akses dengan menyensor berbagai informasi dan aplikasi yang mampu diberikan oleh situs tersebut seperti google maps, drive google, google docs, google mail dan beberapa yang berkenaan dengan google karena dianggap  dengan adanya google maka rakyat yang tidak senang pada kepemerintahan baru akan mengkritisi melalui berbagai macam sarana dan fasilitas search engine ini dan China mengupayakan dalam kepemerintahan yang baru ini agar berjalan dengan mulus tanpa ada ganjalan dari beberapa pihak yang kurang senang dengan kepemerintahan yang baru.
Sayangnya tidak demikian pendapat Google, mereka justru merasa sikap berlebihan yang ditunjukan pemerintah China malah merugikan, karena pada kenyatannya banyak pula situs yang menyajikan informasi biasa-biasa saja justru ikut tersensor.
Sepertinya tidak bisa pula kita menyalahkan salah satu pihak, karena pada dasarnya keduanya memiliki kepentingan masing-masing, bila pemerintah China merasa bergerak dilatarbelakangi peran mereka untuk melindungi kepentingan negara, maka Google merasa bergerak dalam koridor yang tepat selain juga mereka mengusung dan menjunjung tinggi kebebasan dalam berinternet yang oleh beberapa pihak dikatakan sejajar dengan HAM.
Google dengan paham yang mereka anut dan juga keputusan yang mereka ambil untuk meninggalkan China sepertinya mendapat dukungan dari beberapa media di luar sana. Nyatanya beberapa pihak mengungkapkan bahwa langkah yang diambil oleh Google adalah langkah cemerlang untuk memoles reputasi perusahaan mereka menjadi lebih cemerlang sekaligus menjauh dari pesaing utama mereka, dukungan ini terutama didasari atas nilai-nilai kebebasan berbicara dan mendapatkan informasi yang menjadi visi dan misi perusahaan dan dirasa masih sedikit dirasakan di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Hikmah dari perginya Google dari China salah satunya adalah makin leluasanya Baidu melenggang dan menguasai pasar negeri tersebut. Baidu Inc, mungkin belum dikenal di luar China, tapi 60%  pencarian informasi di China nyatanya dikuasai oleh situs pencari informasi asli dari negeri tersebut. ”Ini jelas sebuah kesempatan potensial nyata bagi Baidu. Pada titik ini, mereka tidak butuh berbuat banyak, kecuali berdiri di sana dan terus menjadi perusahaan pencarian kuat. Absennya Google dari pasar akan menciptkan ruang vakum yang justru menjadi kekuatan bagi Baidu. Ini juga memberi kesempatan bagi yang lain untuk memotong,” papar Hadley Reynolds, wakil presiden dan analis utama perusahaan analisa Gartner Inc.
Sebelumnya Google dilaporkan hanya mampu meraih 35% pangsa pasar di sana, namun angka tersebut diraih dalam waktu relatif cepat, hal ini berarti perkembangan Google di China memang sempat mengganggu upaya Baidu memperluas pasar. Namun sekarang dengan kosongnya pasar, jelas Baidu dengan senang hati akan mengambil porsi yang ditinggalkan oleh Google.
Persaingan keduanya memang sempat menimbulkan tudingan adanya kerjasama Baidu dengan pemerintah China. Baidu dituding telah melakukan manipulasi hasil pencarian disitusnya untuk kepentingan komersil dan pemerintah, pada kenyatannya Baidu memang sangat pro dengan kehendak pemerintah China, ya salah satunya masalah penyensoran isi informasi yang diberikan lewat situs mereka.

Solusi Konflik

Konflik yang terjadi diantara Google dan China ini dapat dihindari dan dikurangi dengan memanajemen masalah yang terjadi dan menggunakan metode pengurangan konflik, Metode ini mengurangi permusuhan (antagonis) yang ditimbulkan oleh konflik, dengan mengelola tingkat konflik melalui "pendinginan suasana", akan tetapi tidak berurusan dengan masalah yang pada awalnya menimbulkan konflik itu.
1.       Metode pertama adalah mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan dengan tujuan yang lebih bisa diterima, kedua kelompok.

Tujuan Google adalah melebarkan sayap bisnisnya di China dan tujuan China adalah melindungi negaranya dari informasi merugikan yang mungkin terdapat di situs Google. Disini sebenarnya Google sudah mengupayakan untuk memblokir situs porno dan mengikuti kebijakan China lainnya, namun karena kebijakan tersebut memberatkan, Googlepun tidak sanggup untuk memenuhinya dan juga diperkirakan karena hubungan antara negara Google berasal yaitu Amerika sedang memburuk dengan China. Selain karena hubungan yang kurang baik diantara kedua negara diperkirakan juga situs mesin pencari asal China yang bernama Baidu juga menjadi penyebab sulitnya Google masuk di cina karena Baidu tidak ingin posisinya diambil alih oleh Google.
                Jadi agar pihak Google dan China memiliki tujuan yang sama maka pihak China harus melonggarkan peraturannya yang sebenarnya dilatarbelakangi hubungan yang kurang baik dengan Amerika dan Pengaruh Baidu yang selalu pro dengan kebijakan China. Agar tujuan yang sebenarnya, yaitu pencarian informasi dapat berlangsung dengan mudah dinegara tersebut. Negara China harus lebih membuka matanya terhadap kebaikan yang akan diberikan oleh Google namun juga tetap membantu Google dan Baidu untuk menyaring informasi yang merugikan bagi negaranya tanpa memberatkannya. Seluruh pihak yang terkait harus bekerjasama untuk memberikan informasi yang bagi rakyat China.

2.       Metode kedua mempersatukan kelompok tersebut untuk menghadapii "ancaman" atau "musuh" yang sama


Ancaman atau musuh yang sama sebenarnya adalah informasi yang kurang baik bagi rakyat China. Google dan China dapat bekerjasama untuk membasmi informasi tersebut dengan berbaagi informasi yang harus dilakukan, berbagi cara-cara untuk mebasmi pornografi. Keduabelah pihak harus saling terbuka dan jujur akan maksud masing-masing pihak. Jika tidak maka akan terjadi konflik lainnya dan penyajian informasi yang baik bagi warga China akan terganggu. Tidak perlu ada kekerasan dalam konflik ini, keduabelah pihak hanya perlu lebih diplomatis terhadap konflik yang terjadi. Bila perlu diadakan penentuan suara terbanyak terhadap peraturan yang diberikan China untuk Google. 






Download versi Document Word di  Google Docs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar